Wednesday, February 07, 2007

KEBOHONGAN ATAU KASIH SAYANG



Delapan Kebohongan Seorang Ibu Dalam Hidupnya

Dalam kehidupan Kita sehari-Hari, Kita percaya bahwa
kebohongan akan Membuat manusia terpuruk dalam
penderitaan yang mendalam, tetapi kisah Ini justru
sebaliknya. Dengan adanya kebohongan ini, makna
Sesungguhnya dari kebohongan ini justru dapat membuka
Mata Kita Dan Terbebas dari penderitaan, ibarat
sebuah energi yang mampu mendorong Mekarnya sekuntum
bunga yang paling indah di dunia.

Cerita bermula ketika aku masih kecil, aku terlahir
sebagai seorang Anak laki-laki di sebuah keluarga
yang miskin. Bahkan untuk makan
Saja, seringkali kekurangan. Ketika makan, ibu sering
memberikan porsi Nasinya untukku. Sambil memindahkan
nasi ke mangkukku, ibu berkata : "Makanlah nak, aku
tidak lapar" ---------- KEBOHONGAN IBU YANG PERTAMA
Ketika saya mulai tumbuh dewasa, ibu yang gigih
sering meluangkan Waktu senggangnya untuk pergi
memancing di kolam dekiat rumah, ibu Berharap dari
ikan hasil pancingan, IA bisa memberikan sedikit
makanan Bergizi untuk petumbuhan. Sepulang memancing,
ibu memasak sup ikan Yang segar Dan mengundang
selera. Sewaktu aku memakan sup ikan itu, Ibu duduk
disamping gw Dan memakan sisa daging ikan yang masih
Menempel di tulang yang merupakan bekas sisa tulang
ikan yang aku Makan. Aku melihat ibu seperti itu,
hati juga tersentuh, lalu Menggunakan sumpitku Dan
memberikannya kepada ibuku. Tetapi ibu dengan Cepat
menolaknya, IA berkata : "Makanlah nak, aku tidak suka
makan Ikan" ---------- KEBOHONGAN IBU YANG KEDUA

Sekarang aku sudah masuk SMP, demi membiayai sekolah
abang Dan Kakakku, ibu pergi ke koperasi untuk
membawa sejumlah kotak korek api Untuk ditempel, Dan
hasil tempelannya itu membuahkan sedikit uang Untuk
menutupi kebutuhan hidup. Di kala musim dingin tiba,
aku bangun Dari tempat tidurku, melihat ibu masih
bertumpu pada lilin kecil Dan Dengan gigihnya
melanjutkan pekerjaanny menempel kotak korek api. Aku
Berkata :"Ibu, tidurlah, udah malam, besok pagi ibu
masih harus Kerja." Ibu tersenyum Dan berkata
:"Cepatlah tidur nak, aku tidak Capek" ----------
KEBOHONGAN IBU YANG KETIGA

Ketika ujian tiba, ibu meminta cuti kerja supaya
dapat menemaniku Pergi ujian. Ketika Hari sudah
siang, terik matahari mulai menyinari,
Ibu yang tegar Dan gigih menunggu aku di bawah terik
matahari selama Beberapa jam. Ketika bunyi lonceng
berbunyi, menandakan ujian sudah Selesai. Ibu dengan
segera menyambutku Dan menuangkan teh yang sudah
Disiapkan dalam botol yang dingin untukku. Teh yang
begitu kental Tidak dapat dibandingkan dengan kasih
sayang yang jauh lebih kental.
Melihat ibu yang dibanjiri peluh, aku segera
memberikan gelasku untuk Ibu sambil menyuruhnya
minum. Ibu berkata :"Minumlah nak, aku tidak Haus!"
---------- KEBOHONGAN IBU YANG KEEMPAT

Setelah kepergian ayah karena sakit, ibu yang malang
harus merangkap Sebagai ayah Dan ibu. Dengan
berpegang pada pekerjaan dia yang dulu, Dia harus
membiayai kebutuhan hidup sendiri. Kehidupan keluarga
Kita Pun semakin susah Dan susah. Tiada Hari tanpa
penderitaan. Melihat Kondisi keluarga yang semakin
parah, Ada seorang paman yang baik hati Yang tinggal
di dekat rumahku pun membantu ibuku baik masalah besar
Maupun masalah kecil. Tetangga yang Ada di sebelah
rumah melihat
Kehidupan Kita yang begitu sengsara, seringkali
menasehati ibuku untuk Menikah lagi. Tetapi ibu yang
memang keras kepala tidak mengindahkan Nasehat
mereka, ibu berkata : "Saya tidak butuh cinta"
----------KEBOHONGA N IBU YANG KELIMA

Setelah aku, kakakku Dan abangku semuanya sudah tamat
dari sekolah Dan Bekerja, ibu yang sudah tua sudah
waktunya pensiun. Tetapi ibu tidak Mau, IA rela untuk
pergi ke pasar setiap pagi untuk jualan sedikit Sayur
untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Kakakku Dan abangku
yang Bekerja di luar kota sering mengirimkan sedikit
uang untuk membantu Memenuhi kebutuhan ibu, tetapi
ibu bersikukuh tidak mau menerima uang Tersebut.
Malahan mengirim balik uang tersebut. Ibu berkata :
"Saya Punya duit" ----------KEBOHONGA N IBU YANG
KEENAM

Setelah Lulus dari S1, aku pun melanjutkan studi ke
S2 Dan kemudian Memperoleh gelar master di sebuah
universitas ternama di Amerika
Berkat sebuah beasiswa di sebuah perusahaan. Akhirnya
aku pun bekerja Di perusahaan itu. Dengan gaji yang
lumayan tinggi, aku bermaksud Membawa ibuku untuk
menikmati hidup di Amerika. Tetapi ibu yang baik
Hati, bermaksud tidak mau merepotkan anaknya, IA
berkata kepadaku "Aku Tidak terbiasa"
----------KEBOHONGA N IBU YANG KETUJUH

Setelah memasuki usianya yang tua, ibu terkena
penyakit kanker Lambung, harus dirawat di rumah
sakit, aku yang berada jauh di
Seberang samudra atlantik langsung segera pulang
untuk menjenguk Ibunda tercinta. Aku melihat ibu yang
terbaring lemah di ranjangnya
Setelah menjalani operasi. Ibu yang keliatan sangat
tua, menatap aku Dengan penuh kerinduan. Walaupun
senyum yang tersebar di wajahnya Terkesan agak kaku
karena sakit yang ditahannya. Terlihat dengan jelas
Betapa penyakit itu menjamahi tubuh ibuku sehingga
ibuku terlihat Lemah Dan kurus kering. Aku sambil
menatap ibuku sambil berlinang air Mata. Hatiku
perih, sakit sekali melihat ibuku dalam kondisi
seperti Ini. Tetapi ibu dengan tegarnya berkata :
"jangan menangis anakku, Aku Tidak kesakitan"
----------KEBOHONGA N IBU YANG KEDELAPAN.

Setelah mengucapkan kebohongannya yang kedelapan,
ibuku tercinta Menutup matanya untuk yang terakhir
kalinya.

Dari cerita di atas, saya percaya teman-teman
sekalian pasti merasa Tersentuh Dan ingin sekali
mengucapkan : " Terima kasih ibu ! "
Coba dipikir-pikir teman, sudah berapa lamakah kita
tidak menelepon ayah ibu kita? Sudah berapa lamakah
kita tidak menghabiskan waktu kita untuk berbincang
dengan ayah ibu kita? Di tengah-tengah aktivitas kita
yang padat ini, kita selalu mempunyai beribu-ribu
alasan untuk meninggalkan ayah ibu kita yang
kesepian. Kita selalu lupa akan ayah dan ibu yang ada
di rumah.
Jika dibandingkan dengan pacar kita, kita pasti lebih
peduli dengan pacar kita. Buktinya, kita selalu cemas
akan kabar pacar kita, cemas
apakah dia sudah makan atau belum, cemas apakah dia
bahagia bila di samping kita.

Namun, apakah kita semua pernah mencemaskan kabar dari
ortu kita?
Cemas apakah ortu kita sudah makan atau belum? Cemas
apakah ortu kita sudah bahagia atau belum? Apakah ini
benar? Kalau ya, coba kita renungkan kembali lagi..
Di waktu kita masih mempunyai kesempatan untuk
membalas budi ortu kita, lakukanlah yang terbaik.
Jangan sampai ada kata "MENYESAL" di kemudian hari.

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home

SOHIB BLOG FIL HINDI

Asnadi  • A. Fatih Syuhud   • Ahmad Qisai   • Aila El Edroos  • Dudi Rahman  • Fadlan Achadan  • Irwansyah Yahya  • Joni Rahalsyah Putra  • Julkifli Marbun  • Jusman Masga  • Khairurrazi   • Lukman Nul Hakim  • Mario  • Muhammad Ikhsan   • Mujazin   • Mukhlis Zamzami Chaniago  • Pan Mohamad Faiz  • Purwarno Hadinata  • Putu Widyastuti Rudolf  • Rahmanita   • Rini Ekayati  • Rizqon Khamami  • Saifullah Hayati Nur  • Tasar Karimuddin  • Tylla Subijantoro  • Umi Kalsum  • YASER AMRI  • Yunita Ramadhana  • Zamhasari Jamil  • zulfikar karimuddin 


SOHIB AJNABIYAH :

INSTA PUNDIT   •Andrew Bartlett, a Democrat Senator from Queensland    •Georganna Hancock   •Juan Cole   •Avari   •Jakartass   •Java Jive: paradise is not all that it seems   •John Mc Dougall   •John Tyrrell   •La Antropologia Cautiva en Babilonia   •Less people, less idiots   •Preetam Rai   •Sean Doherty    •Tariq Nelson   •Virtually Islamic  




      Subscribe in NewsGator Online   Subscribe in Rojo   Add Beautiful Mind to Newsburst from CNET News.com   Add to Google   Add to My AOL   Subscribe in FeedLounge   Add to netvibes   Subscribe in Bloglines   Add to The Free Dictionary     Add to Bitty Browser   Add to Plusmo   Subscribe in NewsAlloy   Add to Excite MIX   Add Beautiful Mind to ODEO   Subscribe in podnova   Add to Pageflakes